Resensi Buku : EFEK PIKIRAN TERHADAP KESEHATAN

Drs. I Ketut Suweca, M.Si

Judul Buku : As A Man Thinketh
Pengarang : James Allen
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Edisi : Pertama, 2010
Halaman : vii + 203 halaman.

Ini buku terjemahan. Tetapi, judul di kulit depannya masih menggunakan judul aslinya dengan embel-embel : Maha Karya Inspirasional Klasik, Edisi Revisi untuk Abad ke-21. Terbilang buku yang sangat laris karena sudah terjual lebih dari 20 juta eksemplar di seluruh dunia. Sejatinya buku ini adalah bentuk gabungan dari dua buku, yang satu berjudul As A Man Thinketh dan yang lain bertajuk From Poverty to Power. Walaupun berasal dari dua buku yang berbeda, tapi isinya bernuansa sama, kedua-duanya sangat filsafati, berbicara tentang potensi insani, sehingga terasa nyambung satu dengan yang lainnya.

Seperti diungkapkan oleh Arthur R. Pell, Ph.D di dalam Pengantar buku ini, James Allen mungkin merupakan salah satu penulis motivasi pertama, seseorang yang benar-benar membuka pintu bagi sebuah gerakan yang dewasa ini yang disebut sebagai gerakan potensi insani, dan seseorang yang karya tulisnya menjadi mata air yang penuh dengan nilai-nilai filsafati. James Allen lahir di Leicester, Inggris pada tahun 1864. Sebagai anak yatim piatu, ia harus bekerja dan mendidik dirinya sendiri dan ketika dewasa ia mencari nafkah dengan bekerja sebagai pegawai administrasi. Ia keranjingan membaca dan mempelajari karya-karya penulis besar Rusia, Leo Tolstoy, serta kajian sains baru dari Charles Darwin dan para ahli seangkatan Darwin. Ia juga menenggelamkan dirinya ke dalam bacaan berbau agama, tak hanya agama Kristen yang merupakan agamanya, bahkan juga Budha, Hindu dan Konfusionisme. Tahun 1902 ia keluar dari pekerjaannya dan mulai menjalani profesi sebagai penulis. Ada sembilan belas karya tulisnya, dua diantaranya digabung dalam buku ini.

Apa saja pokok bahasan yang dituturkan Allen di dalam buku yang direvisi dan diperbaharui untuk abad ke-21 oleh Arthur R. Pell, Ph.D ini? Mari kita periksa bagian pertama yang berjudul As A Man Thinketh. Pada bagian ini Allen menguraikan keterkaitan pikiran dengan karakter, pikiran dengan keadaan, pikiran dengan kesehatan dan tubuh, pikiran dengan tujuan, dan pikiran dengan keberhasilan. Ia juga bertutur tentang visi, cita-cita dan keheningan. Pada topik tentang pikiran dan karakter, ia menegaskan bahwa setiap diri manusia terbentuk dari apa yang dipikirkannya. “Karakter kita merupakan hasil dari semua pikiran kita. Seperti tanaman yang tumbuh dari dan tidak mungkin tanpa benih, begitu juga setiap tindakan kita berasal dari benih pikiran kita yang tak tampak, dan tindakan itu tidak mungkin muncul tanpa benih pikiran itu. Tindakan adalah mekarnya pikiran, dan kegembiraan serta penderitaan adalah buahnya. Jadi, kita memanen buah manis atau pahit dari hal yang kita tanam sendiri. Kita adalah apa yang kita pikirkan. Jika benak kita dipenuhi oleh pikiran jahat, kita akan menderita kesakitan; jika pikiran kita murni, kegembiraan akan mengikuti,” tulis Allen (hal. 5).

Dalam hubungan antara pikiran dengan kesehatan, Allen bertutur bahwa penyakit dan kesehatan berakar di pikiran. Pikiran yang sakit, kata Allen, akan mewujud tubuh yang sakit. “Pikiran yang dipenuhi rasa takut dikenal sebagai pembunuh kilat, secepat peluru yang menembus tubuh seseorang. Pikiran semacam itu terus membunuh ribuan orang secara pasti, meskipun kecepatannya sedikit berkurang. Orang yang hidup dihinggapi rasa takut akan penyakit adalah orang yang justru akan mendapatkan penyakit itu. Rasa cemas dengan cepat mendemoralisasi keseluruhan tubuh dan membuatnya rentan terjangkit penyakit. Sementara, pikiran kotor, meskipun tidak diwujudkan secara fisik, akan segera menghancurkan sistem syaraf,” tegas Allen. Serlanjutnya dikatakan, bagi mereka yang hidup dengan saleh, semakin berumur, mereka akan semakin tenang, damai dan lemah-lembut, seperti matahari yang terbenam (hal.25)

Pada bagian kedua buku ini yang berjudul From Poverty to Power, James Allen mengawalinya dengan sebuah puisi di bagian Kata Pengantar bukunya, seperti berikut ini: Biarkan cemerlang cinta bersinar di hati/Datanglah sekarang ke keceriaan, damai, dan tetirahmu/Usir bayangan kelam keegoisan diri/ Dan sekarang dan selama-lamanya, engkau benar-benar diberkati.

Terdapat empat topik singkat yang ditulis Allen pada bagian kedua bukunya ini. Diantara topik tersebut, banyak hal yang menarik, antara lain topik tentang rahasia kebahagian yang melimpah dan kekuatan meditasi. Berbicara tentang kebahagiaan yang melimpah, ia menulis betapa banyak orang salah mengartikan kebahagiaan itu. “Semua orang, kecuali yang telah masuk ke jalan kearifan, percaya bahwa kebahagiaan hanya bisa diperoleh dengan pemuasan nafsu. Kepercayaan inilah, yang berakar dari kebodohan dan keinginan egois yang terus dipupuk, yang menjadi sebab semua kesengsaraan di dunia”, paparnya. Kebahagian dikatakannya sebagai keadaan pemenuhan sempurna rohani, yaitu suka cita dan kedamaian, dan dari situ semua nafsu dihapuskan. Kepuasan yang dihasilkan dari pemenuhan nafsu tidaklah berlangsung lama dan hanya seperti ilusi serta selalu diikuti oleh keinginan untuk lebih dipuaskan. “Kebahagiaan akan berlimpah datang kepada engkau jika engkau tidak lagi mementingkan diri sendiri. Ketika engkan ikhlas kehilangan hal-hal fana yang sangat engkau sayangi dan suatu hari akan diambil darimu, engkau akan mendapati bahwa hal yang semula tampak menyakitkan bagimu ternyata menjadi kebahagiaan luar biasa bagimu”, tulisnya.

Tatkala berbicara mengenai kekuatan meditasi, Allen memulainya dengan menulis bahwa meditasi spiritual adalah jalan setapak menuju keilahian: merupakan tangga mistis yang menjulur dari bumi ke surga, dari kesalahan ke kebenaran, dari penderitaan ke perdamaian. Allen menulis, ”Katakan pada saya apa yang sering engkau pikirkan secara intens. Dan ke arah itulah jiwamu akan berpaling di saat-saat heningmu. Dan saya katakan kepadamu, ke tempat penderitaan atau perdamaian engkau akan menuju, dan apakah engkau bertumbuh menjadi sama dengan Ilahi atau hewani”. Terkait dengan meditasi ini, James Allen menganjurkan pembaca untuk memilih waktu yang tepat untuk bermeditasi. Waktu terbaik adalah dini hari ketika jiwa keheningan masih sangat kuat. Ia juga menganjurkan untuk menyingkirkan kelesuan dan kemanjaan. Bangkit secara spiritual juga berarti bangkit secara fisik dan mental. Orang malas dan manja, kata Allen, tidak bisa memperoleh pengetahuan kebenaran. Terkait dengan hal ini, Allen dengan puitisnya menulis : Ketinggian oleh orang-orang besar dicapai dan dipertahankan/ Tidak diraih dengan sekali usaha/ Namun mereka, ketika yang lain masih terlelap/Mendaki ke atas di malam gelap.(hal. 136).

Yakinlah bahwa Anda tak akan rugi membeli dan membaca buku ini. Nilai spiritual, psikhologis dan philosofis yang dikandungnya benar-benar akan mampu menyegarkan jiwa Anda. Buku ini penuh dengan inspirasi, sehingga sangat pantas kalau menjadi best seller internasional. Bacalah. Anda akan mendapatkan nilai kerohanian yang luar biasa darinya. Anda pun pantas menyampaikan terima kasih. kepada James Allen atas pemikirannya yang luar biasa ini. Itu kalau dia masih hidup. Tak apalah, karena ucapan terima kasih juga dapat diwujudkan dengan membeli dan membaca buku ini dengan sungguh-sungguh. Anda setuju?

0 Response to "Resensi Buku : EFEK PIKIRAN TERHADAP KESEHATAN"

Posting Komentar