Dukung Polisi "Membersihkan" Diri

Oleh Drs. I Ketut Suweca, M.Si.

Berbagai pandangan diberikan terhadap kinerja lembaga kepolisian. Ada yang menilai kinerja kepolisian sudah baik, ada yang men-cap kinerja lembaga ini kurang baik, dan bahkan tak kurang yang menilai kinerja kepolisian menyedihkan. Penilaian itu sangat relatif sifatnya dan sangat tergantung pada dari sisi mana orang melihat kinerja lembaga ini. Terdapat kecenderungan orang melihat keberhasilan kepolisian dari sisi kemampuannya membabat teroris, tapi lemah ketika membabat berbagai kekurangan di dalam tubuhnya sendiri.
Pendapat berbagai pihak tetap berguna untuk maksud pembenahan demi terwujudnya institusi kepolisian yang lebih baik di masa depan. Bagi lembaga kepolisian, apabila masukan itu sifatnya kritik, cercaan, celaan, atau apapun namanya yang sejenis dengan itu, sebaiknya senantiasa diamini. Ambil saja hikmah positifnya. Pil yang berguna untuk kesehatan, bukankah acapkali rasanya pahit? Sedangkan, masukan yang bersifat pujian, sanjungan yang membesarkan hati dapat dimanfaatkan untuk memperteguh langkah-langkah Polri dalam memperbaiki kinerjanya. Kritikan tajam ataupun pujian harus dijadikan sebagai obat penyemangat untuk berbuat lebih baik dan lebih baik lagi untuk kemajuan dan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan di tengah-tengah tuntutan terhadap lembaga kepolisian, yakni peran serta masyarakat. Harus dimaklumi bahwa polisi, bagaimanapun juga, tetaplah manusia biasa yang tidak luput dari berbagai kekurangan di samping kekuatan/kelebihan yang dimilikinya Kalau ingin menyukseskan berbagai gawe besar kepolisian selaras dengan tugas pokok dan fungsinya, masyarakat mesti memberikan dukungan penuh, tidak melulu menuntut dan menyalahkan lembaga kepolisian ketika institusi ini berbuat salah, sengaja ataupun tidak. Ketika, misalnya, polisi hendak memburu pelaku curanmor, masyarakat yang mengetahui lokasi si pencuri bersembunyi, sudah seyogianya memberikan bantuan dengan menyampaikan informasi kepada polisi. Ketika polisi memburu teroris, masyarakat juga membantu memberikan informasi kalau ada orang yang melakukan kegiatan yang mencurigakan dan mengarah kepada aktivitas teroris. Demikian pula, tatkala kepolisian berniat meningkatkan “kebersihan rumah”-nya, maka masyarakat jangan menggodanya untuk menyimpang dari aturan atau ketentuan hukum yang ada. Jangan lagi ada upaya menyogok lembaga kepolisian untuk sesuatu urusan dengan maksud, misalnya, agar tidak ditilang ketika melakukan pelanggaran lalu-lintas, agar hukuman nantinya dapat diperingan, dan sebagainya. Berikan kesempatan bagi kepolisian untuk berbenah dalam bentuk dukungan moral kepadanya.
Pada kenyataannya, hingga kini usaha membuat lembaga ini menjadi bersih, berbenturan dengan berbagai kepentingan. Polisi sendiri tetap harus berupaya untuk membenahi rumahnya, sementara usaha-usaha untuk ‘mengganggu’ kinerja kepolisian belum juga surut. Semestinya seluruh komponen masyarakat memberikan dukungan untuk menyukseskan usaha pembenahan internal itu. Jangan lagi ada anggota masyarakat yang melakukan usaha-usaha yang bertentangan dengan upaya polisi membersihkan lembaganya. Kalau hal ini dilakukan juga, tak pelak lagi usaha pembenahan internal tersebut akan terhambat. Jarak antara harapan pembenahan dengan kenyataan menjadi semakin jauh.
Jadi, di satu pihak kepolisian sendiri bergerak berbenah dengan komitmen yang tinggi agar menjadi institusi yang bersih, kuat dan berwibawa. Di pihak lain, seluruh komponen masyarakatpun mesti berkontribusi positif demi terciptanya lembaga dan aparat kepolisian yang diidam-idamkan. Kita tidak bisa menuntut terlalu banyak terhadap kinerja lembaga kepolisian untuk menjadi lebih baik ke depan kalau masyarakat sendiri ikut mendorongnya untuk tidak menjadi lebih baik. Harus ada sinergi antara kepolisian dengan peran serta masyarakat, swasta, dan lembaga lainnya dalam usaha ini, bak gayung bersambut. Hanya dengan cara demikian pembenahan lembaga kepolisian dan penghindaran institusi penegak hukum ini dari perbuatan illegal akan mencapai hasil yang diharapkan.
*). Catatan : Artikel ini sudah dimuat dalam Rubrik Debat Publik Bali Post, 3 September 2010, hal. 6. Demikian untuk maklum dan terima kasih.


0 Response to "Dukung Polisi "Membersihkan" Diri"

Posting Komentar