Editing, Seberapa Penting?

I Ketut Suweca

Para penulis senior selalu mengingatkan betapa pentingnya  editing atau pengeditan naskah. Sebelum sebuah tulisan dikirim ke redaksi koran/majalah atau ke media online, pengeditan tak boleh ditinggalkan. Jika tak dilakukan, maka kemungkinan besar naskah yang terkirim masih banyak kesalahannya. Pengeditan merupakan finishing process dalam mengerjakan sebuah karya tulis.
Pengeditan pada umumnya dipilah menjadi dua, yakni pengeditan pada  aspek kebahasaan dan pengeditan aspek logika. Aspek kebahasaan dimaksudkan adalah yang terkait dengan pemakaian bahasa tulis, seperti tanda baca, diksi, ejaan, dan sebagainya. Selanjutnya, aspek logika meliputi penalaran, koherensi (keterkaitan/keterpaduan), sistematika isi, termasuk memperbaiki kesalahan pada data, nama, dan alamat. Sebuah karya tulis yang baik, bukan hanya bahasanya yang harus baik dan benar, bahkan isinyapun mesti  logis, runut, dan mengandung kejujuran.
Setelah selesai diketik untuk pertama kalinya sebuah naskah akan melalui proses editing sebagaimana disebutkan di atas. Usai pengeditan tahap pertama, sebaiknya naskah dibiarkan dulu beberapa waktu. Kita bisa beralih mengerjakan tugas lain yang tak ada hubungannya dengan naskah tersebut. Ini dimaksudkan agar pikiran kita segar kembali.  Ketika melihat naskah itu kemudian, kita bisa mengoreksi dengan lebih cermat kesalahan-kesalahan yang mungkin masih ada. Untuk naskah ke media cetak atau koran bahkan sangat dianjurkan untuk menyimpannya minimal selama sehari sebelum diperiksa sekali lagi menjelang dikirim.
Bertautan dengan ini, saya mempunyai kebiasaan meminta bantuan anak untuk membaca naskah saya secara cermat sebelum  mengirim ke media cetak. Anak saya yang kelas XII SMA akan membacanya dari awal hingga akhir. Yang diperiksanya terutama yang berkaitan dengan kesalahan ketik, irama tulisan, dan kemudahan dalam memahami isi. Kalau dia mengatakan “sudah cukup” atau “sudah bagus”, maka saya segera mempublikasikannya. Kalau dalam pengeditan itu, dia masih belum mengerti dengan apa yang dimaksudkan dalam teks, maka saya mesti memperbaiki naskah tadi. Itu bisa berarti ada kata-kata sulit yang mesti dicarikan padanannya dalam bahasa yang lebih sederhana. Jadilah anak saya adalah editor naskah-naskah saya.
Untuk tujuan publikasi di koran/majalah, saya membayangkan pembaca naskah itu rata-rata berpendidikan SMA. Jadi bahasa dan logika yang dipakai sesuai dengan tingkatan pendidikan calon pembaca. Kalau anak saya yang siswa SMA sudah bisa paham, maka pembaca pun  saya yakin akan mengerti. 

0 Response to "Editing, Seberapa Penting?"

Posting Komentar