Membangun Bali Dimulai dari Sektor Pertanian
Oleh Drs. I Ketut Suweca, M.Si
Pembicaraan yang mengambil topik seputar pertanian sudah sering dilaksanakan oleh berbagai pihak. Semangat untuk memajukan sektor ini sepertinya sangat besar. Beberapa waktu lalu, Universitas Udayana menyelenggarakan diskusi seputar revitalisasi sektor pertanian. Pasangan calon Bupati-Wakil Bupati pun ada yang mengusung sektor pertanian sebagai icon yang diunggulkan dalam programnya apabila yang bersangkutan terpilih. Sejauh ini, perubahan yang signifikan dalam kebijakan di sektor ini belum tampak.
Mari dipahami alasan mengapa sektor ini perlu dan layak dikembangkan. Pertama, sektor pertanian secara turun-temurun sudah menjadi bagian dari kehidupan orang Bali. Dan, ini berlangsung hingga kini. Kedua, sektor inipun mimiliki potensi kemampuan untuk menghidupi masyarakat Bali asalkan dikelola dengan sungguh-sungguh. Bahkan sektor ini sudah dan akan tetap menjadi tempat berlindung masyarakat Bali tatkala krisis ekonomi melanda. Minimal untuk memenuhi kebutuhan sendiri, sektor pertanian tak perlu diragukan keandalannya. Ketahanan sektor ini dari gempuran krisis jauh lebih baik dibandingkan dengan sektor lainnya, apalagi kalau dibandingkan dengan sektor pariwisata. Ketiga, pembangunan sektor pertanian dipastikan sejalan dengan upaya pelestarian alam Bali. Bali yang asri, hijau, sejuk, bebas polusi dengan seluruh habitat satwanya akan terpelihara dengan lestarinya pertanian Bali. Dampak pemanasan global pun dapat dikurangi.
Keempat, sektor pertanian dapat menjadi basis pendukung sektor pariwisata. Dalam hubungan ini, pengelolaan agrowisata dan agrobisnis yang selama ini mulai berkembang, terutama usaha-usaha mikro pengolahan hasil pertanian perlu diperkuat. Kita tentu sepakat, bahwa yang ingin dilihat oleh para wisatawan asing bukanlah hiruk-pikuk kehidupan kota, bukan industri besar yang menderu-deru, bukan pula hotel-hotel megah-mewah. Mereka datang ke Bali, antara lain untuk melihat dari dekat seni-budaya yang unik, keramahan penduduknya, dan keindahan alam Bali. Intinya, yang dicari para turis ke Bali adalah ketenangan, keasrian, dan keunikan Bali. Dan, semua itu akan ada apabila sektor pertanian dan budaya Bali ajeg-lestari. Kalau hal itu hilang, adakah wisatawan yang bersedia mengeluarkan duitnya untuk datang lagi ke Bali?
Diakui bahwa untuk memajukan sektor pertanian, ada cukup banyak kendalanya. Pertumbuhan sektor ini pun tak secepat sektor lainnya. Diperlukan usaha keras dan cerdas secara bersama-sama untuk memajukannya. Berkenaan dengan itu, seyogianya seluruh komponen masyarakat Bali bersatu padu membawa pertanian Bali kian maju. Pemerintah perlu menyusun rencana strategis pengembangan sektor pertanian untuk lima atau sepuluh tahun ke depan. Rencana itu meliputi berbagai program strategis, seperti peningkatan sdm pertanian melalui pendidikan dan latihan, pemanfaatan teknologi, pengembangan riset untuk meningkatkan produk pertanian, revitalisasi subak, dan mendorong tumbuh kembangnya industri mikro pengolahan hasil pertanian sehingga memiliki nilai tambah (value added) yang lebih tinggi. Tentu saja hal ini baru dapat berjalan apabila dibarengi dengan pendanaan yang lebih memadai sehingga percepatan pertumbuhan sektor ini segera menjadi kenyataan. Mari membangun Bali dimulai dari sektor pertanian.
Read more ...
Pembicaraan yang mengambil topik seputar pertanian sudah sering dilaksanakan oleh berbagai pihak. Semangat untuk memajukan sektor ini sepertinya sangat besar. Beberapa waktu lalu, Universitas Udayana menyelenggarakan diskusi seputar revitalisasi sektor pertanian. Pasangan calon Bupati-Wakil Bupati pun ada yang mengusung sektor pertanian sebagai icon yang diunggulkan dalam programnya apabila yang bersangkutan terpilih. Sejauh ini, perubahan yang signifikan dalam kebijakan di sektor ini belum tampak.
Mari dipahami alasan mengapa sektor ini perlu dan layak dikembangkan. Pertama, sektor pertanian secara turun-temurun sudah menjadi bagian dari kehidupan orang Bali. Dan, ini berlangsung hingga kini. Kedua, sektor inipun mimiliki potensi kemampuan untuk menghidupi masyarakat Bali asalkan dikelola dengan sungguh-sungguh. Bahkan sektor ini sudah dan akan tetap menjadi tempat berlindung masyarakat Bali tatkala krisis ekonomi melanda. Minimal untuk memenuhi kebutuhan sendiri, sektor pertanian tak perlu diragukan keandalannya. Ketahanan sektor ini dari gempuran krisis jauh lebih baik dibandingkan dengan sektor lainnya, apalagi kalau dibandingkan dengan sektor pariwisata. Ketiga, pembangunan sektor pertanian dipastikan sejalan dengan upaya pelestarian alam Bali. Bali yang asri, hijau, sejuk, bebas polusi dengan seluruh habitat satwanya akan terpelihara dengan lestarinya pertanian Bali. Dampak pemanasan global pun dapat dikurangi.
Keempat, sektor pertanian dapat menjadi basis pendukung sektor pariwisata. Dalam hubungan ini, pengelolaan agrowisata dan agrobisnis yang selama ini mulai berkembang, terutama usaha-usaha mikro pengolahan hasil pertanian perlu diperkuat. Kita tentu sepakat, bahwa yang ingin dilihat oleh para wisatawan asing bukanlah hiruk-pikuk kehidupan kota, bukan industri besar yang menderu-deru, bukan pula hotel-hotel megah-mewah. Mereka datang ke Bali, antara lain untuk melihat dari dekat seni-budaya yang unik, keramahan penduduknya, dan keindahan alam Bali. Intinya, yang dicari para turis ke Bali adalah ketenangan, keasrian, dan keunikan Bali. Dan, semua itu akan ada apabila sektor pertanian dan budaya Bali ajeg-lestari. Kalau hal itu hilang, adakah wisatawan yang bersedia mengeluarkan duitnya untuk datang lagi ke Bali?
Diakui bahwa untuk memajukan sektor pertanian, ada cukup banyak kendalanya. Pertumbuhan sektor ini pun tak secepat sektor lainnya. Diperlukan usaha keras dan cerdas secara bersama-sama untuk memajukannya. Berkenaan dengan itu, seyogianya seluruh komponen masyarakat Bali bersatu padu membawa pertanian Bali kian maju. Pemerintah perlu menyusun rencana strategis pengembangan sektor pertanian untuk lima atau sepuluh tahun ke depan. Rencana itu meliputi berbagai program strategis, seperti peningkatan sdm pertanian melalui pendidikan dan latihan, pemanfaatan teknologi, pengembangan riset untuk meningkatkan produk pertanian, revitalisasi subak, dan mendorong tumbuh kembangnya industri mikro pengolahan hasil pertanian sehingga memiliki nilai tambah (value added) yang lebih tinggi. Tentu saja hal ini baru dapat berjalan apabila dibarengi dengan pendanaan yang lebih memadai sehingga percepatan pertumbuhan sektor ini segera menjadi kenyataan. Mari membangun Bali dimulai dari sektor pertanian.